Mengenal Sosok Ayah Dalam Kehidupan
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , dia bersabda, “Jangan-lah kau membenci bapak-bapak-mu, alasannya barangsiapa membenci bapaknya, maka itu merupakan perbuatan kekafiran”. [HR. al-Bukhâri,dan Muslim, no. 62]
Kata “membenci” dalam hadits di atas diterjemahkan dari kata raghiba ‘an yang artinya meninggalkannya dengan sengaja dan meremehkannya. Demikian juga klarifikasi para Ulama’ yang menjelaskan makna hadits ini.
Berbicara sosok ayah, dia ialah hal yang penting dalam kehidupan selain ibu, ayah ialah seorang lelaki berpengaruh tangguh lebih berpengaruh dari besi dan baja jiwanya dalam menafkahi keluarganya. Sosok yang begitu tegar dalam menjalani kehidupan yang begitu banyak prahara dalam kehidupan.Tak hanya itu ayah dan ibu sudah berkerja sama dalam mengantur rumah tangga dan mendidik anak. Ini tidak terlihat gampang tetapi ayahlah yang bisa memperkuat keluarganya bahkan melindungi dari problem hidup.
Sosok yang tidak memperlihatkan kesedihannya di depan bawah umur bahkan jiwanya menangis ia tetap terlihat damai didepan anak dan istrinya. Megapa bisa? Sebab ayah tahu jikalau ia terlihat ringkih maka tumbanglah seisi rumah alasannya dikala melihat sosok ayah maka terlihatlah sebuah masa depan yang cerah.
Ayah panggilan yang berjiwa besar dan ibu ialah panggilan yang penuh kasih saying. Kedua orang ini bisa memperlihatkan dan menjamin masa depan yang baik untuk anak-anaknya. Memastikan kebutuhan dan cita-cita sang anak terpenuhi tanpa kurang suatu apapun, mereka tak pernah menuntut jawaban pada anak. Cukup melihat senyum kebahagian bawah umur mereka maka bahagialah kehidupannya.
Tetapi beda halnya dengan anak, kasih sayang anak kepada orang bau tanah belum tentu besar ibarat kasih sayang orang bau tanah untuk anaknya. Bisa kita lihat di lingkungan kita betapa miris orang bau tanah bisa menghidupkan 10 orang anak tetapi sepuluh anak belum tentu bisa menghidupkan orang tuanya.
Maka dari itu cintai sosok orang bau tanah tidak hanya ibu, ayah juga sangat berperan penting dalam kehidupan kita. Mungkin sosok ibu begitu lekat dalam jiwa dan hati kita alasannya ibu cenderung memperlihatkan kasih sayangnya tetapi berbeda halnya dengan ayah yang mengasihi anaknya dalam ketegasan. Tetapi perhatikanlah sosok ayah pernahkah ia mengeluh ketika ia lelah dalam berkerja? Bahkan tak terlihat kesedihannya, ia begitu berpengaruh menutupi kesedihanya.
Maka jikalau kalian sudah merenungkan sosok seorang ayah maka lihatlah seiring berjalan waktu kulit keriput itu menghampiri wajah dan tangannya. Dulu begitu tegap dan hangat setiap kecupan yang ayah berikan untuk anaknya. Lihatlah rambut putih yang mulai mengisi di kepalanya. Bahu yang mulai lemah menompang segala beban tetapi semangatnya tak pernah pudar. Tubuh yang mulai lemah yang dulunya kuat. Sadarkah mereka sudah tergoda usia. Namun apakah yang sudah kita berikan?
Sebelum semuanya menjadi terlambat, muliakan orang tuamu dalam mengisi sisa-sisa umurnya. Orang bau tanah tidak pernah meminta jawaban sebanyak apapun pengorbanan yang sudah mereka berikan. Bagi mereka itu sudah kewajiban mereka bertangung jawab atas kehidupan anaknya. Maka kini giliran kita menyampaikan ini tanggung jawabku untuk orang bau tanah dan memastikan kembali apa kebutuhan dan cita-cita anak orang tua.
Baca juga : Pendidikan abjad anak usia dini dalam keluarga
Bukankah ketika kita memperlihatkan sedekah dan menyenangkan hati orang bau tanah kita kemudian mereka akan berdoa kepada Allah dan meminta biar dimudahkan rezeki kita. Dan bukankah doa orang bau tanah lebih cepat hingga dan di ijabah oleh allah. Maka Dari sinilah berawal rezeki yang berkah.
Penulis : Istriku tercinta
Kata “membenci” dalam hadits di atas diterjemahkan dari kata raghiba ‘an yang artinya meninggalkannya dengan sengaja dan meremehkannya. Demikian juga klarifikasi para Ulama’ yang menjelaskan makna hadits ini.
Berbicara sosok ayah, dia ialah hal yang penting dalam kehidupan selain ibu, ayah ialah seorang lelaki berpengaruh tangguh lebih berpengaruh dari besi dan baja jiwanya dalam menafkahi keluarganya. Sosok yang begitu tegar dalam menjalani kehidupan yang begitu banyak prahara dalam kehidupan.Tak hanya itu ayah dan ibu sudah berkerja sama dalam mengantur rumah tangga dan mendidik anak. Ini tidak terlihat gampang tetapi ayahlah yang bisa memperkuat keluarganya bahkan melindungi dari problem hidup.
![]() |
Sosok Ayah |
Sosok yang tidak memperlihatkan kesedihannya di depan bawah umur bahkan jiwanya menangis ia tetap terlihat damai didepan anak dan istrinya. Megapa bisa? Sebab ayah tahu jikalau ia terlihat ringkih maka tumbanglah seisi rumah alasannya dikala melihat sosok ayah maka terlihatlah sebuah masa depan yang cerah.
Ayah panggilan yang berjiwa besar dan ibu ialah panggilan yang penuh kasih saying. Kedua orang ini bisa memperlihatkan dan menjamin masa depan yang baik untuk anak-anaknya. Memastikan kebutuhan dan cita-cita sang anak terpenuhi tanpa kurang suatu apapun, mereka tak pernah menuntut jawaban pada anak. Cukup melihat senyum kebahagian bawah umur mereka maka bahagialah kehidupannya.
Tetapi beda halnya dengan anak, kasih sayang anak kepada orang bau tanah belum tentu besar ibarat kasih sayang orang bau tanah untuk anaknya. Bisa kita lihat di lingkungan kita betapa miris orang bau tanah bisa menghidupkan 10 orang anak tetapi sepuluh anak belum tentu bisa menghidupkan orang tuanya.
Maka dari itu cintai sosok orang bau tanah tidak hanya ibu, ayah juga sangat berperan penting dalam kehidupan kita. Mungkin sosok ibu begitu lekat dalam jiwa dan hati kita alasannya ibu cenderung memperlihatkan kasih sayangnya tetapi berbeda halnya dengan ayah yang mengasihi anaknya dalam ketegasan. Tetapi perhatikanlah sosok ayah pernahkah ia mengeluh ketika ia lelah dalam berkerja? Bahkan tak terlihat kesedihannya, ia begitu berpengaruh menutupi kesedihanya.
Maka jikalau kalian sudah merenungkan sosok seorang ayah maka lihatlah seiring berjalan waktu kulit keriput itu menghampiri wajah dan tangannya. Dulu begitu tegap dan hangat setiap kecupan yang ayah berikan untuk anaknya. Lihatlah rambut putih yang mulai mengisi di kepalanya. Bahu yang mulai lemah menompang segala beban tetapi semangatnya tak pernah pudar. Tubuh yang mulai lemah yang dulunya kuat. Sadarkah mereka sudah tergoda usia. Namun apakah yang sudah kita berikan?
Sebelum semuanya menjadi terlambat, muliakan orang tuamu dalam mengisi sisa-sisa umurnya. Orang bau tanah tidak pernah meminta jawaban sebanyak apapun pengorbanan yang sudah mereka berikan. Bagi mereka itu sudah kewajiban mereka bertangung jawab atas kehidupan anaknya. Maka kini giliran kita menyampaikan ini tanggung jawabku untuk orang bau tanah dan memastikan kembali apa kebutuhan dan cita-cita anak orang tua.
Baca juga : Pendidikan abjad anak usia dini dalam keluarga
Bukankah ketika kita memperlihatkan sedekah dan menyenangkan hati orang bau tanah kita kemudian mereka akan berdoa kepada Allah dan meminta biar dimudahkan rezeki kita. Dan bukankah doa orang bau tanah lebih cepat hingga dan di ijabah oleh allah. Maka Dari sinilah berawal rezeki yang berkah.
Penulis : Istriku tercinta
Sumber https://www.berimanblog.com/