Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menjemput Asa Di Dasar Samudera

Menyusuri bumi Alue Naga yang letakknya tidak jauh dari jantung kota Banda Aceh hanya sekitar 10 km tempat bernaungnya perahu-perahu kecil milik nelayan yang menggantungkan asa dan cita-cita di lautan lepas dan samudra. Ketika mereka melihat bahari mereka tersenyum terlihat tampak mereka sedang melihat masa depan belum dewasa mereka. Dan inilah kehidupan para masyarakat Alue Naga yang melangsungkan hidup dari hasil melaut.

2004 silam daerah ini terkena hempasan tsunami yang sangat dahsyat. Bahkan habis tersapu oleh gelombang bahari yang menyeka daerah ini. Sampai daerah ini pernah bungkam dan mati suri namun itu tidak lama, alasannya yaitu para penduduk orisinil Alue Naga mereka berjiwa besar mendapatkan setiap ketetapan yang sudah digariskan oleh Allah S.W.T., mereka bangun walau tampak murung alasannya yaitu mereka kehilangan keluarga dan sanak-saudaranya. Sekarang mereka sudah hidup dengan ketentraman dan damai.

Tak lepas dari kehidupan nelayan, di sana meraka melaut hingga berhari-hari hanya untuk sanggup menjaring dan menangkap ikan dan dijual untuk penghidupan keluarganya. Tak hanya kepala keluarga yang menghabiskan waktunya di laut, tetapi seorang ibu rumah tangga pun ikut terjun mencari tiram untuk membantu menafkahi keluarga. Kerja keras ini mereka gantungkan asa pada hasil alam laut. Tak jarang jikalau melintasi daerah ini banyak dijumpai belum dewasa yang memancing juga membantu ibunya mencari tiram.
 Menyusuri bumi Alue Naga yang letakknya tidak jauh dari jantung kota Banda Aceh hanya sek Menjemput Asa di Dasar Samudera
Perahu nelayan Alue Naga

Semangat juangnya tak pernah pudar walau terkadang melaut dengan hasil ikan yang tak memuaskan. Tetapi ketika membayangkan keluarganya ia tak mengeluh sedikitpun. Hingga terkadang gelombang-gelombang besar dan hujan yang lebat tak bisa menyurutkan semangat mereka melaut hingga berhari-hari.

Tak jarang orang menyampaikan bahwa kehidupan nelayan sangat identik dengan kemiskinan, maka keadaan sosial ekonomi para nelayan Alue Naga ini juga harus di perhatikan. Banyaknya nelayan yang mengantungkan kehidupan dengan cara melaut. Belum lagi ketika kita melihat mereka melaut hanya dengan peralatan/ alat sederhana sehingga menciptakan hasil melaut mereka tidak maksimal dan sangat minim.

Angin dan derasnya hujan dikala melaut tak menciptakan mereka terlihat surut.  Mereka tetap melewatinya dengan hati yang riang walau jauh dari keluarga dan resiko yang sangat tinggi alasannya yaitu terkadang bahtera mereka tidak cukup berpengaruh mengahapi ombak yang besar, belum lagi kesehatan mereka juga ikut terganggu.

Mereka berharap semoga belum dewasa mereka bisa hidup dengan baik kedepannya dan terjamin masa yang berkialauan untuk mengubah nasib. Besarnya cita-cita para nelayan untuk belum dewasa mereka supaya bisa menjadi sandara ketika mereka renta nanti. Ketika mereka bisa menikmati bahari tanpa melaut lagi pada masa lansia nantinya. Para belum dewasa nelayan ini juga sangat luar biasa, tak jarang juga ikut ayahnya untuk berlayar mengikuti arus gelombang yang membawa mereka kepada ikan-ikan untuk diangkat dari dasar samudera. Kesejahteraan nelayan semoga kedepannya menjadi lebih baik lagi dan merata dalam memenuhi kebutuhan kehidup sehari-hari.

Begitu banyak cita-cita para nelayan atas kemakmuran di garis pantai supaya selalu diperhatikan keberadaannya. Mereka juga berhak atas kehidupan yang layak. Meskipun mereka tetap harus menjeput asa di dasar samudera.

Sumber https://www.berimanblog.com/